
Dandim 0424/Tanggamus Letkol Inf. Vicky Heru Harsanto, S.I.P.,M.Si menghadiri Pengukuhan Kepengurusan Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) Kabupaten Tanggamus Periode 2022-2026 bertempat di Panggung A Taman Wisata Air Terjun Way Lalaan, Pekon Kampung Baru Kec. Kota Agung Timur Kab. Tanggamus, Selasa (14-03-2023).
Hadir dalam kegiatan tersebut antara lain Bupati Tanggamus (Hj. Dewi Handajani S.E.,M.M.), Ketua DPRD Kab. Tanggamus (Heri Agus Setiawan, S.Sos.), Dandim 0424/Tanggamus (Letkol Inf Vicky Heru Harsanto, S.I.P.,M.Si.), Kapolres Tanggamus (AKBP Siswara Hadi Chandra, S.I.K.), Kajari Kab. Tanggamus (Yunardi, S.H.,M.H.), Ketua PN Kab. Tanggamus diwakili Kasub Kepegawaian (Komalasari, S.E.), Ketua PA Kab Tanggamus (Ibrahim Lubis, S.Hi.,M.H.), Ketua Umum MPAL Provinsi Lampung (Hi. Syabirin Hs. Koenang, SH.,M.H.), Ketua MPAL Kabupaten Tanggamus (Ferdi Erawan) serta Para Kepala Perangkat Daerah dan Camat terkait jajaran Kabupaten Tanggamus.
Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani S.E.,M.M., dalam sambutannya menyampaikan Selamat atas dikukuhkannya Kepengurusan Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) Kabupaten Tanggamus Periode 2022-2026. Semoga saudara-saudara mampu menjalankan amanah untuk berbakti demi memajukan Bumi Begawi Jejama Kabupaten Tanggamus yang sama-sama kita cintai ini. Berharap kepada segenap jajaran pengurus MPAL Kabupaten Tanggamus mampu bekerja sesuai program yang telah disusun dengan penuh tanggung jawab, serta sebagai contoh suri tauladan bagi masyarakat terkait adat dan budaya Lampung di Bumi Tanggamus.
Amanah yang diemban sebagai pengurus MPAL Tanggamus, mengandung makna dan konsekuensi bahwa kita hendaknya mampu menjunjung adat dan martabat Budaya Lampung. Untuk itu, pengurus MPAL diminta pro aktif menggali dan menerapkan nilai-nilai yang terdapat pada masyarakat. Sehingga kearifan lokal yang akan dilaksanakan di wilayah Tanggamus sesuai dengan akar budaya di wilayah kita. Karena kita ketahui, di Kabupaten Tanggamus ini terdapat berbagai suku dan agama, untuk itu, keberadaan MPAL juga harus dapat menjadi tali pengikat dan payung pemersatu serta dapat memberikan kontribusi berupa pemikiran dan ide-ide, serta nasehat dalam rangka mendukung proses pembangunan di Kabupaten Tanggamus. Kemudian juga bersama seluruh paguyuban-paguyuban seni budaya Lampung lainnya, MPAL Tanggamus dapat mengayomi, MPAL harus menunjukkan jati diri sebagai lembaga yang mampu menjawab dan menjernihkan seluruh persoalan-persoalan yang terjadi di tengah masyarakat.
Lembaga MPAL dibentuk sebagai upaya untuk pemeliharaan dan pelestarian adat-istiadat budaya Lampung. MPAL juga bertugas untuk mengembangkan adat istiadat serta menyelesaikan permasalahan adat istiadat dalam kehidupan bermasyarakat di daerah Lampung.
Selanjutnya, Kepada Perangkat Daerah terkait seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Para Camat, Lurah dan Kakon agar dapat berperan aktif mendukung kelestarian adat dan budaya ditingkat Kecamatan, Pekon dan Kelurahan.Seperti yang kita ketahui, Indonesia dikenal memiliki keragaman aset budaya dan tradisi yang sangat menarik serta bervariasi. Kebudayaan Lampung yang merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia dan sekaligus sebagai aset nasional, keberadaannya perlu dijaga, diberdayakan, dibina, dilestarikan dan dikembangkan sehingga dapat berperan dalam upaya menciptakan masyarakat Lampung yang memiliki jati diri, berakhlak mulia, berperadaban dan mempertinggi pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai luhur budaya bangsa secara maksimal.
Melestarikan budaya bertujuan supaya budaya asli negeri kita tidak tergeser dengan budaya negara lain dan kelak anak cucu bangsa ini tetap dapat menikmati hasil cipta rasa dan karsa pendahulunya. Dan sebagai bagian dari generasi penerus kita harus ikut melestarikan kebudayaan negeri kita tersebut. Paling tidak bagi kita di daerah Lampung, falsafah orang Lampung wajib kita tahu dan sama-sama dijalani dalam kehidupan sehari-hari, seperti: Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi serta ramah menerima tamu), Nengah-Nyampur (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis) dan Sakai-Sambaian (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).
Yang terakhir, marilah kita terus bekerjasama, bekerja dengan tulus ikhlas, demi kemajuan Kabupaten Tanggamus. Semangat untuk menggelorakan kembali seni, adat dan budaya Lampung Pesisir kita jadikan sandaran sandaran untuk melangkah ke depan, untuk menjemput kebahagiaan dan kegemilangan Bumi Begawi Jejama.